Memori Manis Masa Kecil Eks Persib Eka Ramdani


BandarOnlineBola – Eka Ramdani jadi salah satu nama yang cukup legendaris di Persib Bandung. Meski sempat berpindah-pindah klub, nama Eka cukup melekat bersama Maung Bandung.

Eka sendiri mengawali karier profesionalnya di Persib pada 2001. Ia kemudian hengkang ke Persijatim Solo dan bermain di sana dalam kurun 2003-2004. Pada 2005 Eka kembali ke Persib. Dalam perjalanannya, Eka bahkan sempat diplot sebagai kapten tim berjuluk Maung Bandung. Ia bertahan sampai tahun 2011.

Keputusan besar diambil Eka saat itu dengan memilih gabung ke Persisam Putra Samarinda. Hal itu menyulut kemarahan bobotoh yang kadung menganggap Eka sebagai ikon di Persib. Seiring waktu, Eka yang sudah memperkuat berbagai klub akhirnya kembali ke Persib pada musim 2018. Saat itu Persib dilatih Mario Gomez. Eka pun mengakhiri kariernya di Persib pada musim itu.

Jauh sebelum menjalani karier profesionalnya, Eka melalui perjalanannya di dunia sepakbola dari bawah. Salah satu yang turut berjasa dalam kariernya adalah Sekolah Sepak Bola (SSB) Uitspaning Na Inspanning (UIN) Bandung.

Eka masuk ke SSB UNI pada 1997 dan mulai bermain pada turnamen antarklub saja saat itu. Tidak butuh waktu lama, kemampuan Eka dilirik pelatih Timnas Indonesia U-16. Karier Eka terus melejit dan berkembang sampai masuk ke tim senior.

Eka mengakui UNI berjasa sangat besar dalam perjalanan kariernya. Ia sendiri berangkat dari Purwakarta ke Bandung untuk berlatih bola dari usia yang masih kecil.

“Waktu itu saya usia 13 tahun masuk ke UNI, usia 15 itu udah masuk Timnas U-16. Alhamdulillah rezeki saya nggak terlalu lama berlatih di UNI,” ujar Eka di Lapangan UNI, Kota Bandung, Selasa (28/2/2023).

Meskipun tidak lama menimba ilmu di UNI, akan tetapi Eka tetap kembali lagi ke UNI setelah dari pengabdiannya di Timnas U-16 tuntas.Begitupun selanjutnya, sampai di tim senior dan pensiun pun ia masih kembali ke UNI. Hingga sekarang Eka menjadi pelatih di UNI.

Eka mengaku kembalinya dia ke UNI sebagai pelatih merupakan salah satu bentuk balas budi untuk pelatih UNI. Salah satu hal paling berkesan yang ia dapatkan adalah saat pelatihnya memberikan materi latihan dan mengajarkan tanpa rasa pamrih.

“Hal paling berkesan pastinya lebih ke bagaimana para pelatih memberikan materi latihan yang memang saat itu ada latihan pokok yang nggak saya tinggalin sampai sekarang,” tuturnya.

“Ilmu itu yang saya bawa, sampai sekarang jadi pelatih juga. Jadi mungkin kesan saya itu, mereka betul-betul menginginkan anak didiknya sukses, memiliki mental yang bagus. Mereka tidak pamrih melatih kita sebagai siswa,” paparnya.

Hal-hal yang dialami Eka saat mendapatkan pelatihan tersebut menjadi pelajaran berharga untuk dirinya dan akan terus ia bawa untuk murid-muridnya saat ini. Terlebih lagi UNI saat ini sudah menginjak usia 120 tahun sejak pertama kali didirikan.

Ia pun memandang perkembangan fasilitas yang dimiliki UNI semakin baik. Sehingga diharapkan menjadi motivasi untuk siswa-siswa SSB UNI agar kelak bisa jadi pesepakbola profesional.

“Saya pikir perjalanan ini dapat kita lihat pelajaran dan hikmah dari UNI ini. Dan alhamdulillah di tahun ini kita bisa mempunyai fasilitas yang mumpuni,” ungkapnya.

“Lapangan ini dulu pasir, terus juga dulu ya secara kesehatan kan debu ya, kalau kemarau latihan jadi (debu) kehirup. Setelah fasilitas ini lebih bagus, dari segi kesehatan juga lebih terjaga,” pungkas Eka.

Maret 1, 2023 / by

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *